Tangan Hebat di Balik Pocari Sweat

Berbagai Jenis Minuman Pocari Sweat
Bermacam-macam bentuk kemasan Pocari Sweat. (Bisnis.com)

Pocari Sweat, seperti yang sudah bisa dipahami, merupakan salah satu dari berbagai jenis minuman isotonik yang mengandung berbagai ion penting untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Salah satu kandungannya ialah natrium, magnesium, dan klorida.

Menurut situs SehatQ, minuman Pocari Sweat telah terbukti memiliki kandungan elektrolit yang baik untuk mempertahankan komposisi cairan dalam tubuh. Cairan tubuh berperan penting untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, sehingga di sinilah kegunaan utama dari minuman isotonik Pocari Sweat. Konon, Pocari Sweat juga disebutkan memiliki kandungan tertentu, yang membuat tubuh dapat menyerap komposisi Pocari Sweat dengan lebih cepat bila dibandingkan dengan hanya meminum air putih biasa.

Meski begitu, minuman isotonik, termasuk itu Pocari Sweat, juga memiliki efek negatif bagi tubuh. Meskipun minuman isotonik pada dasarnya menonjolkan perilaku hidup sehat, bahaya yang disebabkan oleh minuman isotonik sejenis Pocari Sweat diakibatkan oleh kandungan gula dan sodiumnya yang terhitung cukup tinggi. Sehingga, terlalu banyak mengkonsumsi minuman tersebut dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan peningkatan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga tekanan darah tinggi. Perilaku mengkonsumsi minuman isotonik secara berlebihan juga dapat memperberat kinerja ginjal.

Minuman isotonik selayaknya itu Pocari Sweat, paling cocok dikonsumsi di kala tengah beraktivitas fisik, seperti itu saat berolahraga ataupun saat bekerja berat. Maka dari itu, konsumsi minuman sejenis ini tanpa disertai dengan kegiatan yang menguras tenaga akan termasuk sia-sia dan membuat tubuh membuang zat-zat yang tidak diperlukan.

Di Indonesia itu sendiri, minuman isotonik Pocari Sweat diproduksi PT Amerta Indah Otsuka, perusahaan yang terbentuk dari hasil kerja sama antara Otsuka Pharmaceutical Co. yang berbasis di Jepang dan PT Kapal Api dengan dua pabrik yang tersebar di Sukabumi (Jawa Barat) dan Kejayan (Pasuruan, Jawa Timur).

Sejarah

Oleh kanal YouTube PocariID, melalui judul videonya yaitu: "History of Pocari Sweat" yang diunggah pada tanggal 17 Maret 2011, menyebutkan bahwa semuanya berawal di pabrik Otsuka Pharmaceutical yang terletak di Tokushima, Jepang, pada tahun 1973.

Akihiko Otsuka, sebagai cucu dari pendiri Otsuka Group, kala itu menjabat sebagai Kepala Pabrik di Tokushima. Akihiko dengan semangatnya, memiliki tekad untuk mengembangkan produk yang diharapkannya dapat menjadi produk utama di perusahaannya. Kobaran semangat tersebut Akihiko dapatkan dari ayahnya, yaitu Masahito Otsuka, yang menjabat sebagai Presiden Direktur kedua di perusahaan Otsuka Pharmaceutical. Beliau merupakan sosok di balik hadirnya berbagai minuman yang populer, salah satunya itu ialah Oronamin C yang juga dijual di Indonesia.

Salah-Satu-Sosok-di-Balik-Lahirnya-Pocari-Sweat
Sosok Akihiko Otsuka yang divisualisasikan sedang mengawasi proses produksi di pabrik yang dipimpin olehnya.

Pada suatu waktu, Rokuro Harima yang bergerak di bidang penanggung jawab pengembangan minuman, menghampiri ruang kerja Akihiko Otsuka. Rokuro dijuluki sebagai ahli rasa di perusahaannya serta juga merupakan penentu dari rasa minuman Oronamin C.

Di ruangan atasannya, Rokuro membagikan idenya untuk membuat minuman yang didasarkan pada sekantung cairan infus. Rokuro menjelaskan bahwa ide tersebut dirinya dapatkan di saat ia mengalami diare parah saat sedang berada di Meksiko. Padahal, Rokuro berada di sana untuk survei buah-buahan tropis yang akan digunakan dalam pengembangan minuman Otsuka Pharmaceutical yang terbaru. Harima terpaksa diopname di sebuah rumah sakit kecil yang fasilitasnya sangat terbatas.

Pada saat itu, dengan harapan agar pasiennya dapat cepat sembuh, seorang dokter menghampiri Rokuro yang sedang terbaring lemas kesakitan di ranjang rumah sakit. Tak lama dari itu, dokter lokal tersebut memberikan sebuah obat dan segelas air soda, yang kemudian diminum oleh Rokuro secara bersamaan. Pengadaan air putih bersih oleh pemerintah setempat yang buruk membuat dokter itu memutuskan untuk menggunakan air soda.

Sang dokter kemudian menjelaskan secara singkat, bahwa air dan zat gizi tubuh berkurang drastis karena diare. Kadar air tubuh yang tidak ditambah akan berdampak terhadap dehidrasi. Rokuro yang dengan saksama mendengarkan, kemudian berpikir bahwa jika saja ia mendapatkan fasilitas infus, maka masalah akan dapat segera selesai. Cairan infus yang Harima harap-harapkan membuat pikirannya teringat dengan momen di mana dirinya tak sengaja melihat seorang dokter yang meminum cairan infus untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, setelah selesai melakukan operasi selama berjam-jam.

Rokuro sontak merasa bahwa ada baiknya jika Otsuka Pharmaceutical mengembangkan sebuah cairan infus sebagai cairan yang layak untuk diminum. Terlebih lagi, perusahaan tempat ia bekerja juga andal dalam membuat cairan infus. Sehingga, produk yang dikembangkan seharusnya akan menjadi sangat bermanfaat.

Setelah menjelaskan panjang lebar semua hal yang terkait dengan ide cetusannya, Rokuro kemudian mengakhiri pembicaraannya. Lalu kemudian, Akihiko Otsuka menyampaikan bahwa untuk saat ini, ide tersebut tidak bisa dijadikan realita. Rokuro pada akhirnya mau tidak mau harus menunggu waktu di mana Akihiko dapat menerima ide minuman buatannya.

Tiga tahun berselang, keadaan telah berubah. Akihiko kini tak lagi menjabat sebagai kepala pabrik di Tokushima. Sekarang, Akihiko sudah naik jabatan dan berada di posisi Presiden Direktur yang ketiga pada umur yang masih terhitung muda, yaitu 38 tahun.

Rokuro, yang masih bekerja di bawah naungan perusahaan Otsuka Pharmaceutical, menghadiri ruang kerja Akihiko dengan membawa seorang staf: Akihisa Takaichi, yang merupakan peneliti dan anak buah Rokuro. Rokuro beserta Akihisa datang dalam maksud menuruti permintaan Akihiko yang ingin bertemu dengan mereka berdua.

Akihiko dengan tegasnya lalu mengatakan kepada Rokuro, bahwa idenya tiga tahun yang lalu sudah diizinkan untuk dikembangkan. Izin tersebut Akihiko berikan atas dasar kegiatan masyarakat akhir-akhir ini yang gemar berjoging dan peralatan olahraga yang menjadi sangat laris di pasaran.

Akihiko lalu melanjutkan, bahwa sebenarnya dirinya ingin minuman kesehatan dengan rasa yang tidak membosankan dan harus terasa enak di tenggorokan walau diminum setiap hari. Komposisi yang Akihiko inginkan diharapkan dapat sesuai dengan komposisi keringat. Sehingga, minuman yang dibuat dapat bermanfaat dalam menambah kadar cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat pada saat berolahraga.

Setelah melaksanakan pertemuan singkat tersebut, Harima dan Akihisa berbincang kala tengah menuruni anak tangga. Di saat itu, Akihisa menyampaikan kebingungannya atas rasa yang diinginkan oleh Akihiko. Lalu kemudian, Rokuro mengatakan bahwa pengembangan minuman itu sudah menjadi tugas Akihisa untuk memenuhi permintaan sang Presiden Direktur.

Karena pengembangan minuman tersebut telah menjadi tanggung jawab dirinya, Akihisa lantas melakukan penelitian. Ia kemudian lekas pergi ke sebuah sauna, untuk mengambil cairan keringat yang keluar dari tubuhnya. Setelah itu, Akihisa lalu berjalan-jalan santai di sekitar bangunan perusahaan, sambil sesekali mengambil sampel keringat yang merembes dari kulitnya.

Akihisa Takaichi saat Melakukan Aktivitas untuk Memenuhi Kebutuhan Penelitiannya
Visual Akihisa Takaichi yang sedang berjalan-jalan singkat di pinggir sungai.

Melalui dua aktivitas tersebut, Akihisa melakukan analisa tentang komposisi dari dua keringat yang berasal dari dua cara yang berbeda. Melalui analisa tersebut, Akihisa mengetahui bahwa konsentrasi kadar garam dari keringat yang keluar akibat panas sauna itu lebih tinggi, bila dibandingkan dengan konsentrasi kadar garam dari keringat yang keluar dari berjalan-jalan santai yang mewakili kegiatan sehari-hari.

Setelah itu, Akihisa kemudian memutuskan untuk menggunakan komposisi dari keringat sehari-sehari sebagai dasar dalam pengembangan minuman yang ia urus. Mengingat, perusahaan tempat ia bekerja pada faktanya ingin menciptakan minuman kesehatan untuk menambah kadar air tubuh yang hilang akibat dari kegiatan ringan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa pikir panjang, Akihisa lantas membuat minuman uji coba dengan persis mengikuti komposisi keringat yang keluar kala berjalan-jalan. Kemudian, Akihisa memberikan satu gelas minuman yang sama kepada atasannya, Rokuro. Tetapi sayangnya, Rokuro tak menyukai minuman tersebut karena rasanya yang pahit dan sangat susah untuk ditelan.

Akihisa lalu bertanya singkat, "Walaupun rasanya pahit, kalau memang baik untuk kesehatan, bukankah orang-orang mau meminumnya?" Dan kemudian, Rokuro dengan bijaknya menjawab, "Rasa pahit seperti ini tidak bermasalah kalau diminum sebagai obat. Tetapi, apa yang ingin kami ciptakan ini adalah minuman ringan. Jadi, jangan lupakan itu," ucap Rokuro sebelum meninggalkan ruang kerjanya.

Dari pagi hingga malam, masalah penelitian tak lepas dari pikiran Akihisa. Pada hari libur pun, Akihisa tetap membenamkan diri dalam penelitian. Hingga pada akhirnya, Akihisa mendapatkan ide untuk menambahkan zat pemanis alami dalam rangka menghilangkan rasa pahit yang beredar.

Setelah menjadikan ide tersebut sebagai realita, Akihisa kembali memberikan segelas minuman uji coba tersebut kepada Rokuro. Rokuro memberitahukan bahwa rasa pahit yang terlibat sudah berkurang. Tetapi, keseimbangan rasanya tidak tepat, akibat dari rasa manis yang berlebih. Rokuro lalu melanjutkan, bahwa dirinya ingin minuman kesehatan, bukan minuman jus yang memiliki banyak kadar gula. Rokuro kemudian mengingatkan bahwa konsentrasi kadar gulanya harus di bawah 10 persen.

Pada bulan Mei tahun 1979, Akihisa kembali memberikan minuman uji coba hasil pengembangannya selama tiga tahun berjalan. Tetapi, minuman uji coba tersebut tidak hanya ia berikan kepada Rokuro, melainkan juga langsung kepada Akihiko Otsuka, yang telah beberapa kali mencicipi minuman hasil uji coba Akihisa.

Meski telah dikembangkan cukup lama, Akihiko mengatakan bahwa rasa minumannya masih cukup pahit. Rokuro pun juga setuju dengan pernyataan atasannya tersebut.

Saat aktivitas uji coba sedang berlangsung di ruang kerja Akihiko, salah seorang karyawan mendadak masuk ke dalam ruangan. Dirinya ingin Presiden Direktur Akihiko mencoba minuman serbuk instan yang sedang dikembangkannya. Di kala Akihiko mengetes minuman tersebut, Akihisa dan Harima masih berada di ruang kerja Akihiko Otsuka. Tak lama dari itu, Akihiko mengatakan bahwa minuman buatan salah seorang karyawan tersebut masih jauh dari sempurna.

Lalu kemudian, Akihiko melakukan eksperimen yang tak diduga. Dirinya mencampurkan minuman serbuk instan tersebut dengan minuman kesehatan hasil produksi Akihisa. Gerakan yang tak dipikirkan matang-matang tersebut menyebabkan Akihiko mengeluarkan sepatah kalimat: "Ini baru enak."

Potret kala Rokuro Harima Kebingungan dengan Apa yang Sedang Akihiko Otsuka Lakukan
Rokuro Harima (kiri) memandangi apa yang sedang Akihiko Otsuka (kanan) lakukan.

Satu ruangan sempat dibuat heboh sesaat. Kemudian, Akihisa dan Rokuro juga turut mencicipi minuman campur tersebut. Rokuro lantas menyukai minuman itu. Dirinya setuju dengan apa yang telah dikatakan oleh Presiden Direktur, sebelumnya. Lalu, Akihisa dengan raut wajah kebingungan berkata bahwa, rasa pahit dari minuman kesehatan buatannya telahlah hilang.

"Minuman serbuk instan ini rasa apa?" tanya keheranan Rokuro, kepada si karyawan yang menjadi pihak pengembangnya. "Minuman serbuk instan rasa jeruk," jawab karyawan tersebut. Kemudian, Rokuro berpikiran bahwasanya mungkin saja rasa pahit dari jeruk dapat menutupi rasa pahit minuman buatan anak buahnya, Akihisa Takaichi.

Akihisa lalu pulang ke rumahnya sambil membawa sekantung buah dengan jumlah yang sangat banyak.  Sesampainya ia di rumah, Akihisa lantas bereksperimen untuk mengetahui jenis buah yang paling cocok untuk dipadukan dengan minuman kesehatan yang sedang dikembangkannya.

Setelah mencoba berkali-kali dengan campuran yang berbeda-beda, Akihisa mengetahui bahwa salah satu jenis jeruk memberikan efek yang luar biasa dalam menutupi rasa pahit minuman buatan Akihisa. Semakin Akihisa paham, semakin ia mendalami penelitiannya. Hingga akhirnya ia sukses membuat minuman dengan konsentrasi kadar gula di bawah 10 persen.

Akihisa menyiapkan dua jenis minuman dengan konsentrasi yang berbeda untuk uji coba pada tahap akhir. Masing-masing dari dua jenis minuman tersebut memiliki kadar gula 6,2 persen dan tujuh persen. Dalam rangka mendapatkan hasil uji coba yang objektif, minuman tersebut diberikan kepada Rokuro dan beberapa peneliti lainnya.

Para peneliti, kecuali itu Rokuro, secara mutlak menyukai minuman yang berkadar gula tujuh persen. Menurut mereka, minuman yang berkadar gula 6,2 persen terasa lebih encer dan seperti kurang sesuatu. Rokuro yang nampaknya tidak setuju dengan pernyataan para peneliti lain, lantas memikirkan sebuah eksperimen.

Beberapa hari kemudian, sesudah melaksanakan uji coba di laboratorium. Terlihat bahwa Rokuro beserta peneliti bawahannya sedang mendaki gunung yang terletak di dalam Kota Tokushima. Aktivitas yang sekumpulan peneliti lakukan itu merupakan bentuk eksperimen yang sempat dipikirkan oleh Rokuro sebelumnya.

Setibanya di puncak gunung, Rokuro lantas menyuruh para peneliti lainnya untuk mencoba dua jenis minuman. Minuman yang dimaksud tersebut ialah minuman dengan komposisi yang sama seperti minuman yang dikembangkan oleh Akihisa Takaichi. Kadar gulanya pun juga dibuat sama, mengikuti kadar yang ditetapkan oleh Akihisa dalam pengembangan.

Setelah mencicipi melalui beberapa tegukan, semua peneliti bawahan Rokuro memiliki pernyataan yang sama: minuman dengan kadar gula tujuh persen terasa terlalu manis di lidah. Rokuro lalu mengungkapkan bahwa saat berkeringat, minuman dengan kadar gula yang rendah akan terasa lebih enak. Itulah mengapa, minuman uji coba Akihisa dengan kadar gula 6.2 persen tidak nikmat saat dikonsumsi kala tubuh sedang tidak lemas, tetapi menjadi memuaskan di kala minuman tersebut dinikmati pada saat berkeringat.

Setelah menguji cobakan kepada para peneliti bawahannya, Rokuro bersama Akihisa kemudian meminta Presiden Direktur untuk turut mencoba rasa dari minuman tersebut. Lalu pada akhirnya, Presiden Direktur merasa cocok dengan rasa yang digunakan. Kemudian setelah itu, Presiden Direktur Akihiko Otsuka melaksanakan rapat dengan petinggi-petinggi Otsuka Pharmaceutical lainnya. Maksud dari rapat itu ialah keinginan Akihiko untuk mengetahui tanggapan dari para petinggi tersebut terhadap minuman yang telah Rokuro dan Akihisa kembangkan.

Setelah menikmati singkat minuman tersebut, seluruh petinggi Otsuka Pharmaceutical merasa minuman hasil dari pengembangan tim buatan Akihiko dengan rasanya yang tawar dan asin, terasa tidak enak di lidah.

Sebagai jawaban terhadap tanggapan para petinggi senior, Presiden Direktur lalu menjelaskan bahwa minuman tersebut dikonsumsi tidak pada waktu yang tepat. Akihiko kemudian menyarankan untuk meneguk minuman tersebut di kala berkeringat. Akihiko mengakhiri penjelasannya dengan mengucapkan sejumlah kalimat bijak, "Dan dipersilakan, minum berulang kali. Dengan demikian, Anda baru akan mengerti hebatnya produk ini." Setelah itu, Akihiko lalu memutuskan untuk tetap menjual produk minuman tersebut, meskipun telah ditanggapi negatif oleh para petinggi Otsuka Pharmaceutical.

Produk tersebut dinamai Pocari Sweat. Inspirasinya berasal dari kata "pocari" yang terkesan menyegarkan, dipadukan dengan kata "sweat" yang memiliki arti sebagai keringat. Minuman ini mulai dijual di pasaran pada bulan April tahun 1980. Karyawan divisi pemasaran dan divisi lainnya mengunjungi toko-toko pengecer, agar Pocari Sweat tersebar di banyak tempat meskipun hanya satu kaleng di setiap toko.

Divisi-Marketing-Pocari-Sweat-saat-Memasarkan-Produk-Pocari-Sweat
Visual dari sekumpulan staf dari divisi pemasaran, termasuk itu Kepala Tim Jiro Tanaka (kanan depan).

Kepala Tim divisi pemasaran yaitu Jiro Tanaka, juga turut terjun langsung di lapangan. Dirinya datang dengan semangat ke toko pengecer langganannya. Tanpa pikir panjang, Jiro langsung menawarkan minuman hasil pencetusan perusahaannya kepada si pemilik toko. Sayangnya, sang pemilik toko menolak mentah-mentah tawaran tersebut setelah ia mencicipi sekaleng minuman Pocari Sweat yang diberikan oleh Jiro.

Tak menyerah begitu saja, Jiro masih tetap menawarkan sang pemilik toko tersebut untuk memajangkan minuman milik perusahaannya, tidak masalah jikalau hanya satu atau dua kaleng saja. Tetapi, si pemilik toko eceran itu masih tetap berpegang teguh pada pilihannya untuk menolak tawaran tersebut, dengan alasan bahwa minuman Pocari Sweat itu pasti tidak akan laku.

Tanggapan yang kurang lebih sama, juga terjadi di toko pengecer lainnya. Para pemilik toko yang mendapat tawaran untuk mencoba sekaleng minuman Pocari Sweat oleh bawahan Jiro, memberikan tanggapan yang negatif terhadap rasa dari minuman tersebut.

Di lain kesempatan, pembukaan tenda penjualan minuman Pocari Sweat dilakukan di beberapa tempat sebagai strategi dalam rangka untuk menawarkan minuman tersebut secara langsung ke konsumen. Pocari Sweat yang dijual di tenda tidak permanen itu dapat dibeli dengan selembar uang 10 ribu rupiah saja.

Sayangnya, meskipun telah dijual dengan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat lokal, para pembeli tetap merasa kecewa dengan rasa dari minuman tersebut yang mereka anggap aneh. Bahkan, di dalam video, tampak salah satu pekerja mendapatkan siraman air Pocari Sweat dari salah satu pembeli pria yang sangat kecewa.

Setelah mengetahui penjualan produk pengembangannya mendapatkan reaksi yang sangat buruk dari konsumen, Presiden Direktur Akihiko Otsuka memutuskan untuk meminta seluruh jajaran divisi pemasaran yang terjun di lapangan untuk menyebarkan minuman tersebut secara gratis dalam jumlah yang tak terbatas. Maksud dari Presiden Direktur dalam memutuskan kebijakan mengagetkan tersebut, berasal dari keyakinannya bahwa keunggulan dari Pocari Sweat tidak bisa dirasakan jika tidak diminum berulang kali. "Yang paling penting sekarang: mensosialisasikan konsep produk secara tepat daripada menjual produknya," ujar Akihiko sembari memberikan motivasi kecil kepada beberapa jajaran staf dari divisi pemasaran.

Setelah itu, para staf divisi pemasaran saling memberikan usulan untuk mengetahui metode yang paling efektif dalam menyebarkan minuman Pocari Sweat secara gratis. Setelah sukses mendapatkan tata cara penyebaran yang dianggap paling sesuai, dengan demikian dimulailah 'operasi' besar-besaran tersebut.

Jiro Tanaka, sebagai kepala tim pemasaran, menuju ke suatu lapangan bisbol sembari membawa sekotak peti biru berisi puluhan kaleng Pocari Sweat. Jiro lantas membagian minuman yang ia bawa kepada sekelompok bocah yang tubuhnya berkeringat akibat kesibukan mereka bermain bisbol.

Setelah melihat sekumpulan bocah tersebut selesai meneguk beberapa kali, Jiro dengan antusiasnya menanyakan rasa dari Pocari Sweat gratis tersebut, dan dengan meriahnya, seluruh anak-anak menjawab bahwa minuman itu terasa sangat nikmat.

Bukan hanya membagikan Pocari Sweat secara gratis, Jiro Tanaka juga turut menjelaskan dengan detail tentang konsep keringat dan kaitannya dengan manfaat yang ada di dalam kandungan sekaleng Pocari Sweat segar.

Sedangkan di lain waktu, staf pemasaran yang lainnya diketahui tengah membagikan minuman yang sama kepada konsumen yang baru saja selesai mandi. Tanggapan dari konsumen tersebut sangat mirip dengan tanggapan yang diberikan oleh sekumpulan bocah sebelumnya: rasa dari Pocari Sweat sangat enak untuk diminum.

Ada juga staf pemasaran yang memberikan langsung kepada seorang wanita yang sedang berkeringat. Setelah menikmati selama beberapa tegukan, wanita tersebut menyampaikan bahwa rasa dari minuman itu terasa aneh, tetapi masih cukup enak untuk diminum. Merasa berterima kasih dengan tanggapan wanita tersebut, sang staf marketing lantas memberikan dua kaleng Pocari Sweat tambahan kepada si wanita yang masih berkeringat.

Narator menjelaskan bahwasanya, berkat pelaksanaan operasi pembagian gratis yang menyasar titik-titik di mana orang mudah berkeringat, sedikit demi sedikit Pocari Sweat mulai populer.

Setelah merasa cukup dengan penilaian konsumen, para jajaran dari divisi pemasaran kembali menghadap ke Presiden Direktur sembari memberikan laporan yang sangat positif. Presiden Direktur tentu saja puas dengan laporan tersebut. Tetapi sayangnya, di waktu yang sama, Presiden Direktur mendapatkan informasi bahwa jumlah kaleng Pocari Sweat yang tersebar gratis mencapai angka 39 juta unit. Nilai dari barang tersebut setara dengan uang sebanyak 400 miliar rupiah.

Karyawan yang melaporkan informasi tersebut, kemungkinan besar merupakan karyawan dari divisi keuangan. Dirinya dengan keheranan yang mutlak, bertanya apa yang harus dilakukan selanjutnya: menghentikan kegiatan pembagian gratis atau tetap lanjut tanpa memedulikan kerugian yang hadir. Mengetahui apa yang lebih baik untuk masa depan produk Pocari Sweat, Presiden Direktur Akihiko Otsuka dengan tegas meminta pembagian gratis untuk tetap berlanjut hingga tahun 1980 berakhir.

Satu tahun kemudian, pada 1981. Penjualan Pocari Sweat pada saat itu masih sama dengan tahun sebelumnya, dengan catatan bahwa mungkin saja minuman tersebut masih tidak cukup laku di pasaran. Diketahui, saat ini musim hujan baru saja selesai dan musim panas akan segera tiba.

"Halo. Ini bagian marketing Otsuka," ucap Jiro Tanaka kepada seseorang, melalui sambungan telepon. "Hah?! Stok Pocari Sweat habis?!" tanya Jiro Tanaka yang terkaget-kaget, setelah ia mengetahui apa pesan yang ingin disampaikan oleh orang yang menelepon dirinya. "Iya tolong cepat kirim Pocari Sweat-nya, Pak! Stoknya sudah habis." jelas si penelepon, yang merupakan seorang penjual minuman kaleng Pocari Sweat, di saat dua bocah di tokonya tidak dapat membeli apa yang mereka butuhkan: Pocari Sweat. Sejak saat itu, Pocari Sweat mendadak mulai laris secara drastis.

Narator menjelaskan bahwa, dengan cara membagikan produk secara gratis, konsep dan rasa dari Pocari Sweat bisa dipahami dengan baik oleh para konsumen. Sehingga hasilnya berbuah pada musim panas tahun kedua, yang di mana keuntungan dari produk Pocari Sweat melonjak ke angka 2,6 triliun rupiah, setelah pada tahun sebelumnya hanya berada di angka 900 miliar rupiah.

"Pak, akhirnya kita berhasil," ucap sumringah Rokuro Harima kepada Akihiko Otsuka. "Berkat usaha keras kalian. Terima kasih," balas Presiden Direktur sambil menjabat tangan Rokuro, yang berdiri di sebelah Akihisa Takaichi.

Potret dari Akihisa dan Rokuro yang Berjabat Tangan dengan Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical Kala Itu
Kanal YouTube PocariID memvisualisasikan karakter Akihiko Otsuka (kanan) yang sedang bersalaman dengan Rokuro Harima (tengah), dengan sangat detail.

Daftar Pustaka

Komentar