Gua Vertikal yang Membunuh Penyelam Israel

Lubang Biru Dahab di Mesir
Potret Lubang Biru Dahab dari atas. (Wikipedia)

Lubang Biru Dahab

Berdasarkan Merdeka, Lubang Biru Dahab dengan kedalaman 130 meter merupakan lubang biru yang terletak di pesisir Laut Merah dan lubang biru yang satu ini berada beberapa kilometer di utara Kota Dahab, Mesir. Dituturkan bahwa Lubang Biru Dahab merupakan lubang biru terdalam ketiga di dunia setelah Lubang Biru Dean yang memiliki kedalaman mencapai lebih dari 200 meter. Sementara di 2020, artikel besutan Eos.org memberitakan bahwa sebuah lubang biru yang dinamakan sebagai Lubang Biru Yongle (atau Lubang Naga) dengan kedalaman 300 meter baru saja ditemukan di Laut Cina Selatan dan itu menjadikannya lubang biru terdalam di Bumi. Kedalaman 300 meter tersebut cukup untuk menenggelamkan Menara Eiffel yang terkenal.

Wikipedia menyampaikan bahwa, lokasi penyelaman Lubang Biru Dahab terkenal sebagai lokasi dengan jumlah kematian penyelam paling banyak di dunia, perkiraannya ialah antara 130 hingga 200 kematian dalam beberapa tahun terakhir. Alasan mengapa Lubang Biru Dahab memiliki catatan jumlah kematian yang sangat banyak tidak bisa diketahui dengan jelas. Meski begitu, artikel berjudul: "5 Lubang biru terdalam di dunia, pasti bikin kagum!", menyebutkan bahwa Lubang Biru Dahab telah merenggut nyawa banyak penyelam yang berusaha menemukan terowongan bernama Lengkungan melalui area penuh karang. Artikel yang sama melanjutkan bahwa Lengkungan menghubungkan Lubang Biru Dahab dengan lautan lepas di kedalaman sekitar 52 meter.

Pada dasarnya, lubang biru merupakan gua bawah air yang juga biasa disebut sebagai gua vertikal. Lubang biru biasanya berbentuk lingkaran, berdinding curam, dan penamaannya berasal dari warna airnya yang lebih tua daripada perairan di sekitarnya. Hal ini terjadi dikarenakan lubang biru memiliki kedalaman yang berbeda.

Sirkulasi air lubang biru yang kurang, membuatnya miskin oksigen. Umumnya, terdapat peristiwa anoksik yang terjadi di kedalaman tertentu, sehingga kejadian ini membuat lubang biru tidak dapat mendukung kehidupan sebagian besar makhluk hidup, kecuali sejumlah jenis bakteri. Perlu diperjelas bahwa anoksik merupakan keadaan tanpa oksigen yang sering kali terdapat di rawa-rawa daerah tropis atau di dalam gua.

Berdasarkan Wikipedia, Lubang Biru Dahab itu sendiri sebenarnya tidak lebih berbahaya daripada tempat menyelam lainnya yang ada di Laut Merah. Tetapi menyelam melalui Lengkungan merupakan sebuah proses penyelaman ekstrem yang telah mengakibatkan banyak kecelakaan dan kematian. Jumlahnya tidak tercatat secara akurat, tetapi diperkirakan terdapat 130 penyelam yang tewas dalam kurun waktu 15 tahun (1997 sampai 2012), dengan rata-rata terdapat lebih dari delapan kematian per tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 200 kematian, tetapi jumlah ini turut mencakup beberapa kematian dari snorkeling (aktivitas penyelaman di permukaan), yang tidak terkait dengan penyelaman pada area Lengkungan.

The Egyptian Chamber For Diving & Watersports (CDWS) kini telah menempatkan seorang polisi di situs penyelaman Lubang Biru Dahab untuk memastikan orang-orang menyelam dengan pengawasan pemandu bersertifikat yang patuh terhadap semua prosedur keselamatan.

Video terbitan kanal YouTube bogomolov yang memperlihatkan mayat seorang penyelam terbaring tak bernyawa di kedalaman 112 meter selama beberapa tahun hingga video tersebut dirilis dan mungkin masih berbaring hingga saat ini. Tangki gas oksigen yang berdiri tegak menandakan benda tersebut berusaha naik ke permukaan. (YouTube)

Langit-langit Lengkungan berada di kedalaman 55 meter dan penyelam yang hendak pergi ke sana membutuhkan pelatihan dan peralatan yang sesuai karena batas rekreasi menyelam menggunakan alat bantu bernapas berada di kedalaman 40 meter.

Lengkungan memberikan sedikit masalah bagi penyelam teknis kompeten yang menggunakan peralatan lengkap. Tantangan utamanya adalah manajemen gas, karena terdapat beberapa faktor yang membuat para penyelam membutuhkan lebih dari satu tangki gas pernapasan untuk bisa menyelam dengan aman.

Menurut Wikipedia bahasa Inggris, terdapat beberapa alasan utama yang bisa dijadikan penyebab mengapa Lubang Biru Dahab memiliki tingkat kecelakaan yang sangat tinggi. Alasan lengkapnya dapat dilihat di sini, tetapi sebagian dari faktor itu terdiri dari:
  1. Kepopuleran Lubang Biru Dahab membuat banyak penyelam tertarik dan situs tersebut menghadirkan tantangan yang menggoda banyak orang yang belum cukup ahli untuk menyelam di sana.
  2. Pintu masuk ke Lengkungan tidak mudah ditemukan berkat garis tidak langsung antara Lubang Biru Dahab dengan perairan terbuka. Penyelam yang melewati area masuk secara tidak sengaja akan terus turun menjauhi area masuk tersebut. Sementara itu, area lantai Lubang Biru Dahab akan turut terus bergerak turun hingga lebih dari 100 meter dan pergerakan tersebut tidak bisa diketahui dengan mudah secara visual.
  3. Waktu yang dibutuhkan untuk melewati Lengkungan tampak sangat mungkin untuk diremehkan oleh para penyelam. Terowongan itu terlihat lebih pendek daripada yang sebenarnya karena tingkat kejernihan air, kualitas cahaya di luar, dan kurangnya referensi yang digunakan saat penyelaman. Penyelam melaporkan bahwa Lengkungan tampak sepanjang kurang dari 10 meter, tetapi telah diukur dan faktanya memiliki panjang 26 meter. Selain itu, acap kali terdapat arus yang mengalir ke dalam dan itu meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk berenang melalui Lengkungan serta meningkatkan konsumsi gas oksigen.
  4. Terdapat godaan untuk menyelam menggunakan tangki oksigen tunggal. Secara teoritis, Lengkungan bisa diselami hanya dengan tangki oksigen tunggal berkapasitas 11 liter. Tetapi ini pada dasarnya berada sangat dekat dengan batas minimum untuk menyelam dan ini juga tergantung pada penyelamnya. Menyelami Lengkungan tanpa tangki panggung (tangki tambahan) dan tanpa perencanaan akan membuat penyelam tenggelam atau mengalami decompression sickness (DCS), yang merupakan kondisi munculnya kumpulan gejala akibat penurunan tekanan yang terjadi setelah peristiwa naiknya tekanan yang lebih besar.

Kematian Yuri Lipski

Penyelam Berdarah Israel-Rusia yang Tenggelam lalu Tewas Mengenaskan
Sosok Yuri Lipski, penyelam yang konon mengabadikan kematiannya di Lubang Biru Dahab. Status di pojok kiri bawah gambar menunjukkan bahwa foto itu tidak dipotret dari rekaman yang terjadi di hari kematiannya. (YouTube)

Salah satu peristiwa paling populer yang terjadi di Lubang Biru Dahab dan bahkan masih diperbincangkan hingga saat ini, ialah momen kematian Yuri Lipski di tanggal 28 April 2000, yang merupakan seorang instruktur selam dan kala itu masih berumur 22 tahun (sumber lain mengatakan umurnya 24 tahun). Lipski meregang nyawanya di kedalaman 115 meter, setelah turun tanpa kendali pada saat dirinya sedang menggunakan satu tangki yang seharusnya berisi udara.

Waktu itu, Lipski membawa satu unit kamera yang sedang aktif merekam dan konon katanya kamera tersebut telah sukses merekam kematian pemiliknya. Peristiwa ini lantas menjadikan kematian Lipski sebagai kematian yang paling terkenal di Lubang Biru Dahab dan salah satu kematian penyelam yang paling populer di dunia.

Rekaman menunjukkan Lipski sedang dalam proses penurunan yang tidak disengaja dan tidak terkendali, yang membuat dirinya akhirnya mendarat di dasar laut dengan kedalaman 115 meter. Di sana, Lipski panik. Ia melepas regulator (perangkat penyalur aliran udara dari tangki) dan mencoba untuk mengisi kompensator pengatur daya apungnya, tetapi dia tidak dapat naik ke permukaan.

Pada kedalaman tersebutlah Lipski kemudian mengalami narkosis nitrogen yang parah, yang mungkin telah mengganggu dirinya dalam membuat keputusan. Keadaan tersebut juga menyebabkan halusinasi, kepanikan, dan kebingungan.

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Andisa Shabrina di tahun 2018, narkosis nitrogen merupakan kondisi di mana penyelam mengalami hilang kesadaran akibat terbius oleh efek narkotika dari nitrogen dosis tinggi yang larut dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi selama penyelaman dangkal, namun lebih mungkin dan lebih sering terjadi pada penyelam yang turun jauh di bawah 20 meter. Narkosis nitrogen dapat menjadi lebih parah pada kedalaman 40 meter dan kedalaman tersebutlah yang kemudian dijadikan batas aman untuk scuba diving.

Diinformasikan bahwa mayat Lipski beserta peralatannya (termasuk itu kamera) ditemukan keesokan harinya oleh Tarek Omar, yang merupakan salah satu penyelam terkemuka di dunia, atas permintaan ibu Lipski. Sebelumnya, Omar telah dua kali memperingatkan Lipski untuk tidak mencoba menyelam.

Meski Wikipedia menyampaikan bahwa rekaman yang diambil oleh kamera Lipski telah berhasil merekam kematian instruktur selam tersebut, sebuah konten yang diunggah di YouTube mengatakan sebaliknya. Berjudul "Fatal diving accident caught on tape: Yuri Lipski", deskripsi konten tersebut yang diketik langsung oleh pengunggah mengungkapkan bahwa: "(Rekaman) itu jelas menunjukkan bahwa Yuri TIDAK TEWAS DI VIDEO INI. Jadi kecelakannya 'tidak pernah terekam' seperti apa yang dispekulasikan oleh beberapa pembuat film (konten) lainnya."

Video yang memperlihatkan rekaman pada saat Yuri Lipski mulai menyadari ada yang tidak beres hingga ke momen di mana ia begitu panik dengan apa yang telah terjadi. (YouTube)

Melalui kolom komentar, Uncontrollable Sphere memberikan tanggapannya. Dia merasa begitu takut saat mengetahui bahwa daratan yang 'dipijaki' oleh Lipski di akhir video sebenarnya adalah tebing bawah air yang membentang ke dalam jurang.

Sementara itu, akun YouTube bernama V K memberikan penjelasan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Diinformasikan bahwa Lipski terjun ke bawah tanpa memantau tingkat kecepatannya, yang berarti dirinya tidak tahu seberapa cepat ia turun. Selain merasakan tekanan yang meningkat pada gendang telinganya, Lipski juga tidak memiliki 'penglihatan visual' sama sekali yang membuat dirinya tidak tahu sedang pergi ke arah mana.

V K melanjutkan dengan memberikan penjelasan yang akan lebih mudah dipahami untuk orang yang tidak mengerti tentang diving. Singkatnya, semakin rendah seseorang menyelam, semakin sedikit waktu yang dimiliki sebelum kulit orang tersebut menyerap terlalu banyak nitrogen, yang kemudian akan membawanya masuk ke dalam kondisi narkosis nitrogen.

Pada kedalaman 18 meter, penyelam bisa bertahan setidaknya selama setengah jam. Lalu pada kedalaman 40 meter, penyelam hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja sebelum ia mencapai kondisi berbahaya. Selanjutnya, pada 90 meter, oksigen telah berubah menjadi materi beracun karena tekanan bawah air. Diperlukan campuran dari berbagai jenis gas untuk melawan kadar oksigen berbahaya tersebut.

Menurut V K, Lipski menjadi semakin 'mabuk' seiring waktu dia semakin turun, yang mungkin membuat dirinya menjadi tidak memantau proses ia turun sejak awal. Di luar itu semua, terdapat fakta bahwa Lipski sedang sibuk merekam keadaan yang tengah ia hadapi.

Pada saat Lipski mencapai titik kedalaman 90 meter yang ditandai dengan dataran tinggi bawah air yang kokoh, dapat dibayangkan seberapa paniknya ia kala itu. Perlu ditebalkan bahwa tidak ada sekolah menyelam yang mengajarkan apapun kala seseorang telah berada lebih dari 40 meter.

Di kedalaman yang sama, kualitas daya apung seorang penyelam menjadi sangat rendah berkat tekanannya yang begitu tinggi. Lipski tidak bisa naik ke permukaan, kecuali ia memiliki balon atau rompi yang sangat mudah mengapung. Berbagai peralatan yang dibawanya kala menyelam, membuat Lipski semakin susah untuk naik ke permukaan.

"So in short: he went down, and had no idea how fucked he was until it was too late," V K mengakhiri penjelasannya.

Akun YouTube bernama Jason juga memberikan penjelasannya dengan sangat terperinci. Jason menjelaskan bahwa Lipski tidak bermaksud untuk turun sampai ke bagian dasar Lubang Biru Dahab, sehingga tragedi itu bukan niatnya. Pada awal penurunannya di menit 2.45, penonton yang paham tentang aktivitas menyelam dapat mengetahui bahwa Lipski turun terlalu cepat dan tidak ada penyelam yang melakukan tindakan tersebut. Menurut Jason, keadaan itu merupakan tanda akan terjadi masalah dalam kurun waktu yang tak lama lagi.

Tidak lama kemudian, Lipski menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan mencoba untuk memperlambat prosesnya turun ke bawah, tetapi ia tidak berhasil melakukannya. Pada menit 3.19, Lipski sudah turun terlalu cepat dan satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan adalah tetap tenang sembari mencoba mencari jalan keluar.

Terdapat suara yang terdengar seperti kata "tolong" pada menit 3.19, 3.20, 3.22, 3.32, 3.38, dan 4.41, yang pada faktanya itu merupakan suara yang menandakan peralatan menyelam Lipski mengalami kegagalan. Penonton dapat mendengar saat di mana Lipski mencoba untuk membuat kompensator pengatur daya apungnya menjadi mengembang, tetapi udara baru saja keluar dan itu terdengar seperti suara tekanan di bawah air.

Berdasarkan komentar Jason, ketika Lipski baru saja mencapai dasar, dia masih tetap tenang dan berusaha mencari cara untuk memperbaiki peralatannya. Pada menit 4.53, Lipski terdengar menelan ludah. Lipski berjuang untuk bernapas dan dirinya tahu ia sedang dalam bahaya besar. Lalu pada 4.56, Lipski mendengus kala sedang mencoba untuk memperbaiki kompensator pengatur daya apung miliknya. Jason mengungkapkan bahwa frustrasi Lipski dapat dirasakan melalui gerutuannya (rasa kesal).

Menit 5.23 merupakan salah satu momen yang paling menyedihkan. Lipski mengambil napas dengan begitu berat. Sangat, sangat, berat. Kehabisan pilihan dan telah mencoba segalanya tetapi tidak berhasil, Lipski kemudian masuk ke kondisi narkosis nitrogen.

Kemudian di menit 6.07, Lipski masih mencoba untuk membuat kompensator pengatur daya apungnya mengembang dan kali ini dia melakukannya dua kali lebih lama dibandingkan percobaan yang sebelum-sebelumnya. Meski begitu, rasa panik telah mengacaukan percobaan penyelam malang tersebut. Tak lama setelah itu, dia hanyut dalam ketidaksadaran, lalu meninggal beberapa waktu kemudian.

Dokumenter yang menceritakan tentang Yuri Lipski. (YouTube)

Daftar Pustaka

Komentar