Fakta di Balik Lagu Meme "Tunak Tunak Tun"

Lagu Meme "Tunak Tunak Tun"
Lagu "Tunak Tunak Tun" yang populer berkat berbagai video meme. (Imgflip)

Familiar dengan lagu yang berlirik "Tunak tunak tun, tunak tunak tun, tunak tunak tun, da da da," yang berasal dari negara favorit kita, India? Itu merupakan lagu yang dirilis pada tahun 1998 oleh penyanyi kelahiran 18 Agustus 1967 di Negara Bagian Bihar, India, bernama Daler Mehndi. Karena nadanya yang menarik dan tariannya yang lucu, video klip dari musik tersebut menginspirasi hadirnya banyak video yang berformat parodi serta memperoleh kesuksesan secara internasional. Parodi pertama datang pada tahun 2001 dari komedian internet bernama Dan Gomiller, lalu kemudian di waktu-waktu berikutnya muncul berbagai video parodi lainnya.

Di Cina, "Tunak Tunak Tun" menjadi sangat populer berkat liriknya yang terdengar seperti kata-kata yang tidak masuk akal, sehingga lagu tersebut memiliki nama Cina-nya sendiri, yaitu: "Wǒ zài Dōngběi Bā" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Saya sedang Bermain Tanah Liat di Cina Timur Laut".

Bahkan, di sekitar tahun 2007-an, perusahaan video gim bernama Blizzard Entertainment memasukkan gerakan dansa "Tunak Tunak Tun" sebagai animasi karakter dalam salah satu permainan mereka yang masih sangat populer di dunia hingga saat ini, World of Warcraft. Gerakan yang sama juga terdapat sebagai easter egg (lelucon atau pesan tersembunyi) di gim Medal of Honor: Allied Assault Spearhead yang dikembangkan oleh perusahaan pengembang video gim bernama 2015 dan dirilis oleh Electronic Arts (EA).

Perlu dipahami bahwa, baik itu Blizzard Entertainment, 2015, ataupun EA, ketiganya merupakan perusahaan yang sangat populer di dunia gim internasional. Blizzard Entertainment masih eksis hingga sekarang berkat karyanya di gim World of Warcraft, Overwatch, Diablo II, dan beberapa gim lainnya, sementara 2015 eksis berkat gim Medal of Honor: Allied Assault Spearhead, dan EA eksis sebagai penerbit dari Battelfied 2042, It Takes Two, Star Wars: Squadrons, Star Wars Jedi: Fallen Order, seri video gim The Sims, dan puluhan gim populer lainnya.

Gerakan "Tunak Tunak Tun" yang diaplikasikan sebagai animasi di World of Warcraft. (YouTube)

Dalam kurun waktu sejak tahun 1998 hingga 2016, musik rilisan Daler Mehndi ini sukses menembus posisi kesatu di India Hit Singles, posisi ke-22 di Billboard World Digital Songs Sales Chart, dan posisi ke-28 di Ultratop 50 Flanders, sebuah organisasi penghasil dan penerbit grafik rekor resmi di Belgia. Posisi tinggi yang diraih oleh "Tunak Tunak Tun" dapat menggambarkan bagaimana suksesnya musik tersebut.

Kesuksesan "Tunak Tunak Tun" juga dapat diketahui dari jumlah penonton dan jumlah suka untuk video klip lagu tersebut yang dirilis di YouTube. Per tulisan ini diketik, video klip "Tunak Tunak Tun" yang diterbitkan oleh kanal YouTube SonyMusicIndiaVEVO sukses meraih lebih dari 191 juta kali jumlah tontonan dan 2,6 juta total suka, sementara jumlah komentarnya tembus lebih dari 226 ribu. Lalu untuk video klip yang diterbitkan langsung oleh sang penyanyi, kini telah ditonton sebanyak lebih dari 10 juta kali dengan lebih dari seratus ribu suka.

Lirik pada lagu "Tunak Tunak Tun" mengacu pada suara yang dibuat oleh tumbi, sebuah alat musik tradisional bernada tinggi yang berasal dari wilayah Punjab di India bagian utara. Selain itu, liriknya juga merujuk pada ektara, sebuah alat musik bersenar satu yang sering digunakan pada musik tradisional Asia Selatan dan pada musik modern Bangladesh, India, serta Pakistan.

Tentang "Tunak Tunak Tun"

Video musik "Tunak Tunak Tun" yang luar biasa sukses di pasaran. (© Daler Mehndi)

Ungkapan "tunak tunak tun" sebenarnya tidak memiliki arti apa-apa, tetapi frasa tersebut sangat cocok dengan irama yang dilantunkan. Berdasarkan Wikipedia, "Tunak Tunak Tun" merupakan lagu yang sukses memperkuat status Mehndi sebagai bintang pop terbesar dan terpopuler di India pada kala itu. Pembuatan video musik "Tunak Tunak Tun" adalah yang pertama dalam menggunakan teknologi kunci kroma, sebuah efek visual dan teknik pasca produksi yang menggabungkan dua gambar atau video berdasarkan corak warna. Teknik kunci kroma sangat sering digunakan untuk mengkustomisasi gambar atau video yang awalnya berlatar belakang hijau atau biru (greenscreen atau bluescreen).

Secara singkat, sebagai sebuah musik berjenis Bhangra, "Tunak Tunak Tun" ialah lagu yang terkait dengan diaspora (perantau) dari suku Punjabi di Inggris. "Tunak Tunak Tun" yang diproduksi di India juga tergabung ke dalam jenis musik Indi-pop. Lagu-lagu Indi-pop biasanya memiliki kaitan erat dengan Bollywood (industri film India berbahasa Hindi), Kollywood (industri film India berbahasa Tamil), Tollywood (industri film India dalam bahasa Telugu), dan peristiwa Asian undeground yang ada di Inggris Raya. Dalam garis besar, Asian underground adalah istilah yang terkait dengan momen di mana musisi Inggris yang memiliki darah Asia dan/atau musisi Kanada yang memiliki darah Asia Selatan memadukan unsur-unsur musik dansa bawah tanah negara Barat dengan musik tradisional yang berasal dari negara asal mereka.

Sebelum merilis lagu beserta video klip "Tunak Tunak Tun" yang fenomenal, musik yang dibuat Mehndi sering dikritik karena kepopulerannya dianggap berasal dari hadirnya penari cantik di video klip musiknya. Kritikan tersebutlah yang membuat Mehndi merilis video klip beserta musik "Tunak Tunak Tun", yang keseluruhan dari video klip tersebut hanya menampilkan dirinya sendiri. Meski begitu, lagu dan video musik "Tunak Tunak Tun" tetap tak luput dari ulasan negatif, salah satunya berasal dari majalah Rashtriya Sahara yang dimiliki oleh perusahaan konglomerat Sahara India Pariwar yang bermarkas di Lucknow, Negara Bagian Uttar Pradesh.

Keputusannya di video musik "Tunak Tunak Tun" tak hanya membuat tidak adanya penari wanita yang tampil, tetapi juga membuat Mehndi bahkan muncul dalam empat karakter berbeda di waktu yang bersamaan. Selain itu, sebagai video musik India pertama yang mengusung teknik kunci kroma, Mehndi bisa dengan bebas menempatkan dirinya di berbagai latar belakang.

Video klip yang sangat bersejarah dan melegenda untuk lagu "Tunak Tunak Tun" diproduksi menggunakan anggaran senilai 610 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar lebih dari 8,7 miliar rupiah. Jika menghitung inflasi semenjak rilisnya video musik tersebut, maka anggarannya kini bernilai hampir 20 miliar rupiah.

Video Klip

Jepretan dari Video Musik "Tunak Tunak Tun"
Salah satu momen di mana Daler Mehndi muncul di waktu yang bersamaan dalam bentuk empat karakter berbeda. (© Daler Mehndi)

Seperti yang sudah diketahui, video musik "Tunak Tunak Tun" terdiri dari plot (alur cerita) sederhana tentang empat orang pria dengan pakaian India mewah yang semuanya diperankan oleh Mehndi. Mengutip dari Wikipedia, keempat karakter pria tersebut mewakili empat elemen klasik, yaitu: Bumi (tanah), api, angin (udara), dan air. Mehndi tanah memakai pakaian berwarna merah atau marun, sementara yang api berwarna oranye, angin berwarna cokelat, dan air berwarna hijau.

Video musik diawali dari keempat karakter yang masih berbentuk komet yang terbuat dari tanah, api, udara, dan air. Komet-komet tersebut berasal dari luar angkasa, lalu kemudian mendarat di Bumi dan berubah menjadi pria berpakaian khas India. Sekilas, peristiwa tersebut mirip seperti momen kehadiran Autobots pada film Transformers.

Video musik kemudian dilanjutkan dengan keempat karakter pria tersebut mulai bernyanyi, menari, dan saling menunjuk seolah-olah sedang mendiskusikan sesuatu. Keempat pria tersebut kemudian kembali ke bentuk komet mereka masing-masing, lalu bergabung untuk membentuk seorang pria yang mengenakan pakaian berwarna emas dan topi berwarna zamrud, yaitu sebuah permata atau batu mulia yang berwarna hijau.

Kasus Kriminal Mehndi

Penyanyi Lagu "Tunak Tunak Tun"
Daler Mehndi saat tampil di Madrid, Spanyol. (Wikipedia)

Pada bulan Maret di tahun 2018, Mehndi divonis dua tahun penjara atas kasus perdagangan manusia oleh pengadilan di Kota Patiala. Meski telah divonis, Mehndi berhasil bebas dengan bantuan jaminan saat dirinya menentang tuduhan tersebut di pengadilan.

Jaminan sendiri merupakan sejenis harta yang diberikan kepada pengadilan atas dasar keinginan untuk membebaskan seorang tersangka dari penjara. Dengan catatan bahwa sang tersangka akan tetap hadir di persidangan selanjutnya, atau jaminan tersebut akan hangus, yang sekaligus menjadikan sang tersangka bersalah dengan alasan kejahatannya ialah gagal hadir di persidangan.

Berdasarkan artikel terbitan DW, Mehndi dan saudaranya, Shamsher, dituduh telah menyeludupkan setidaknya 10 orang dari India ke Amerika Serikat pada tahun 1998 dan 1999, dengan membuat ke-10 orang tersebut menyamar sebagai bagian dari kelompok penyanyi. Mereka kemudian mencari pekerjaan serta tinggal di Amerika Serikat dan Kanada secara ilegal.

Tuntutan awalnya diajukan pada tahun 2003 oleh pihak kepolisian, setelah sejumlah orang menuduh Mehndi dan Shamsher telah mengambil uang dari mereka tetapi mereka tidak pernah dibawa ke luar negeri, sesuai dengan apa yang telah dijanjikan Mehndi dan saudaranya.

Mehndi mempertahankan sikap ketidakbersalahannya selama persidangan yang terjadi bertahun-tahun dan bersikeras bahwa saudaranya yang telah meninggal merupakan dalang utama atas kasus perdagangan manusia tersebut.

Daftar Pustaka

Komentar